PERINTAH BERDZIKIR
dan FAIDAH-FAIDAH DZIKIR
Makalah
Disusun guna memenuhi
Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah : Praktikum Ibadah
Dosen Pengampu : A.Hamdani, Lc MA
Disusun Oleh :
Ali Ridhwan
NIM :
210087
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH / EI
2011
I.
PENDAHULUAN.
Tiada daya dan kekuatan kecuali milik Allah yang maha tinggi dan maha
Agung. Allah adalah yang layak dimintai dan diharapkan pengabulannya. Dialah
yang melindungi kalian di dunia dan di akhirat, yang melimpahkan nikmat-Nya
yang tampak maupun yang tidak tampak, menjadikan kalian termasuk orang-orang
yang bersyukur apabila diberi nikmat, sabar jika mendapat cobaan dan memohon
ampunan jika berdosa. Tiga sifat ini merupakan inti kebahagiaan hamba, tanpa
keberuntungannya di dunia dan di akhirat.
Zikir kepada Allah adalah kehadiran yang sebenarnya bersama Allah
mengingat karunia-karunia-Nya, dan menyucikan asma-Nya. Zikir dapat
mengantarkan seseorang ke alam cinta (mahabbah) serta dekat kepada Allah
(taqarrub ilallah). Zikir kepada Allah berarti hijrahnya seseorang dari
alam lalai menuju alam ingat, yang dapat mengantarkannya kea lam makrifatullah
(mengetahui Allah).
II.
RUMUSAN MASALAH.
1.
Bagaimana
perintah Dzikir kepada Allah?
2.
Apa
saja faidah-faidah Dzikir?
III.
PEMBAHASAN.
1.
Perintah Dzikir atau Menyebut
Asma Allah.
Dzikrullah atau
mengingat Allah. Inilah salah satu nyanyian religius yang seharusnya dilakukan
orang-orang mukmin dan muslim, baik ada saat puasa Ramadhan maupun kapan serta
dimana saja berada. Zikir kepada Allah merupakan tujuan dari setiap ibadah.
Segenap ibadah adalah zikir. Jadi, hikmah dari setiap pelaksanaan ibadah kepada
Allah adalah zikir.
Orang
bersungguh-sungguh mengingat (zikir) Allah akan mendapatkan kedudukan terhormat
disisi-Nya. Kedudukan tertinggi martabat orang-orang yang didekatkan pada-Nya
akan diberikan Allah kepada para penzikir. Orang yang rajin berzikir, misalnya,
lebih tinggi kedudukannya disbanding dengan orang yang suka bertafakur. Sebab,
bagi kalangan sufi, tazakkur (mengingat) merupakan hasil dari tafakkar
(merenung).[1]
Rasulullah SAW
memerintah menyebut asma Allah. Beliau mengupamakan orang yang menyebut asma
Allah dengan seseorang yang dikejar musuh, lalu dia berlindung disebuah benteng
sehingga dapat menyelamatkan diri. Begitu pula hamba tidak bisa menyematkan
diri dari syetan kecuali dengan menyebut asma Allah.
Ibnu Abbas berkata,
“syetan mendekam didalam hati Bani Adam. Jika dia lalai dan lengah, maka syetan
berbisik, dan jika dia menyebut asma Allah, maka setan bersembunyi.”
Dalam musnad Al-imam Ahmad
disebutkan dari Abdul Aziz bin Abu Salamah, dari Ziyad bin Abu Ziyad, budak
Abdullah bin Iyasy bin Abu Rabi’ah, bahwa dia mendengar dari Mua’dz bin Jabal berkata,
“Rasulullah SAW bersabda:
“sama
sekali tidak ada amal yang dilakukan anak adam, yang bisa menyelamatkannya dari
azab Allah selain dari zikir kepada
Allah azza wa jalla.” (Diriwayatkan Ahmad).
Dari
Mua’dz bin Jabal, dari rasulullah SAW, beliau bersabda:
“maukah
kalian jika kukabarkan kepada kalian tentang amal-amal kalian yang paling baik
dan paling suci di sisi Penguasa kalian, palingtinggi untuk derajat kalian,
lebih baik bagi kalian daripada menafkahkan emas dan perak, lebih baik daripada
kalian berhadapan dengan musuh lalu kalian dapat memenggal leher mereka dan
merekapun memenggal leher kalian?” Mereka menjawab, “baik wahai Rasulullah”.
Beliau bersabda, “zikir kepada Allah azza wa jalla.” (Ditakhrij
Ahmad).
Dari
Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah SAW melalui sebuah jalan di Makkah. Lalu
beliau mendaki sebuah bukit yang disebut Jumdan. Beliau bersabda, “berjalanlah
kalian. Ini adalah Jumdan. Para mufarridun telah berlalu.”
Para
sahabat bertanya, “siapakah para mufarridun itu wahai Rasulullah?”
Beliau
menjawab, “mereka yang banyak menyebut asma Allah, laki-laki dan wanita.”
(Ditakhrij Muslim).
Tidak
ada yang bisa membedakan antara orang yang hidup dan mati kecuali dengan
dzikir. Artinya, perumpamaan orang yang berzikir dan yang tidak berzikir adalah
seperti orang yang hidup dan orang yang sudah mati.
2.
Faidah-Faidah Dzikir.
Faidah dzikir banyak
sekali, bias mencapai ratusan lebih. Kmi sebutkan sebagian diantaranya:
1)
Mengusir syetan, menundukkan dan
mengenyahkannya.
2)
Membuat Allah ridha.
3)
Menghilangkan kesedihan dan
kemuraman dari hati.
4)
Mendatangkan kegembiraan dan
kesenangan di dalam hati.
5)
Menguatkan hati dan badan.
6)
Membuat hati dan wajah berseri.
7)
Melapangkan rezki.
8)
Menimbulkan rasa percaya diri dan
charisma.
9)
Menumbuhkan rasa cinta yang
merupakan ruh Islam, menjadi inti agama, poros kebahagiaan dan keselamatan.
Allah
telah menjadikan segala sesuatu ada sebabnya. Maka dia menjadikan sebab cinta
adalah dzikir secara terus-menerus. Barang siapa ingin mendapatkan cinta Allah,
maka hendaklah senantiasa berzikir dan mengingat Allah. Belajar dan mengingat
merupakan pintu ilmu. Zikir merupakan pintu cinta, dan jalan untuk itu
sangatbesar dan lurus.
10) Menumbuhkan
perasaan bahwa dirinya diawasi, sehingga mendorongnya untuk selaluberbuat
bajik. Dia beribada kepada Allah seakan-akan Allah melihat dirinya secara
langsung. Tai orang yang lalai untuk berzikir tidak akan sampai kepada
kebajikan, sebagaimana orang yang hanya duduk saja tidak akan sampai ke tempat
tujuan.
11) Membuahkan
ketundukan, yaitu berupa diri kepasrahan kepada Allah dan kembali kepada-Nya.
Selagi dia lebih banyak kembali kepada Allah dengan cara menyebut ama Allah,
maka dalam keadaan seperti apapundia akan kembali kepada Allah dengan hatinya,
sehingga Allah menjadi tempat mengadu dan tempat kembali, kebahagiaan dan
kesenangannya, tempat bergantung tatkala mendapat bencana dan musibah.
12) Membuahkan
kedekatan kepada Allah. Seberapa jauhdia berzikir kepada Allah, maka sejauh itu
pula kedekatannya dengan Allah, dan seberapa jauh dia lalai melakukan zikir,
maka sejauh itu jarak yang memisahkannya dengan Allah.
13) Membukakan
pintu yang lebar dari berbagai pintu ma’rifat. Semakin banyak dia berzikir,
maka semakin lebar pintu yang terpampang di hadapannya.
14) Membuahkan
keengganan kepada Allah dan pengagungan-Nya, karena dia merasakan kebersamaan
dengan Allah. Berbeda dengan orang yang lalai. Tabir keenggangan ini sanga
tipis di dalam hatinya.
15) Membuatnya
selalu ingat Allah, sebagaimana firman-Nya, “Maka ingatlah Aku, niscaya Aku
mengingat kalian.” (Al-Baqarah: 152).
16) Membangkitkan
kehidupan didlam hati. Kami pernah mendengar Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata,
“Zikir bagi hati sama dengan air bagi ikan. Apa yang terjadi dengan ikan
andaikan dia dipisahkan dari air?”
17) Zikir
merupakan santapan hati dan ruh. Jika hati dan ruh kehilangan santapannya, maka
sama dengan badan yang tidak mendapatkan santapannya.
Suatu kali
kami menemui Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah yang sedang shalat subuh. Seusai
shalat dia berzikir kepada Allah hingga sampai tengah hari. Pada saat itu dia menengok
ke arahku seraya berkata, “Inilah santapanku. Andaikan aku tidak mendapatkan
santapan ini, tentu kekuatanku akan hilang.”
18) Membersihkan
hati dari karatnya. Segala sesuatu ada karatnya. Karathati adalah lalai dan
hawa nafsu. Sedang untuk membersihkan karat ini ialah dengan bertaubat dan
istighfar.
19) Menyingkirkan
kesalahan dan mengenyahkannya. Dzikir merupakan kebaikan yang paling agung.
Sementara kebaikan dapat menyingkirkan keburukan.
20) Menghilangkan
kerisauan dalam hubungan antara dirinya dan Allah. Orang yang lalai tentu akan
dihantui kerisauan antara dirinya dengan Allah, yang tidak bias dienyahkan
kecuali dengan zikir.
21) Takbir,
tasbih, dan tahmid ynag diucapkan hamba saat zikir akan mengingatkannya saat
dia ditimpa bencana.
22) Hamba yang
mengenal Allah, dengan cara berzikir saat lapang, menjadikan dirinya tetap
mengenal-Nya saat menghadapi kesulitan.
23) Menyelamatkan
dari adzab Allah, sebagaimana yang dikatakan Mua’dz bin Jabal, dan dia memarfu’kannya,
“Tidak ada amal yang dilakukan anak adam yang lebih menyelamatkannya dari adzab
Allah selain dari zikir kepada Allah.”
24) Menyebabkan
turunnya ketenangan, rahmat menyelubungi dan para malaikat mengelilingi orang
yang berzikir, sebagaimana yang disabdakan nabi SAW.
25) Mengalihkan
lidah dari ghibah, adu domba, dusta, kekejian dan kebatilan.
Tentunya
seorang hamba perlu berbicara. Jika bicaranya bukan merupakan zikir kepada
Allah, tetapi berupa hal-hal yang diharamkan ini, maka tidak ada yang bisa
menyelamatkannya kecuali dengan zikir.
Cukup
banyak pengalaman dan kejadian yang membuktikan hal in. siapa yang membiasakan
lidahnya untuk berzikir, maka lidahnya lebih terkaga dari kebatilan dan canda.
Namun sipa yang lidahnya tidak pernah mengenal zikir, maka kebatilan dan
kekejian benyak meluncur dari lidahnya.
26) Majlis
zikir merupakan majlis para malaikat. Sedangkan majlis kelalaian dan permainan
merupakan majlis setan. Hendaklah seorang hamba memilih mana yang lebih dia
sukai dan yang lebih dia prioritaskan. Karena dengan begitulah dida akan
menentukan tempat di dunia dan di akhirat.
27) Dengan
berzikir kepada Allah, maka pelakunya akan merasa bahagia, begitu pula orang
yang berdekatan dengannya. Dialah orang yang senantiasa mendapatkan berkah.
Tapi orang yang lalai, dia akan senantiasa gundah karena melalaikannya, begitu
pula orang yang berdekatan dengannya.
28) Zikir
memberikan rasa aman dari penyesalan pada hari kiamat. Karena majlis yang di
dalamnya tidak ada zikir kepada Allah, maka menjadi penyesalan bagi pelakunya
pada hari kiamat.
29) Berzikir
kepada Allah sambil meneteskan air saat di kala sendirian, akan menjadi
perlindungan bagi pelakunya dari panas matahari pada hari kiamat, karena dia
dilindungi Allah. Sementara orang lain yang tidak berzikir kep[ada Allah tersengat
oleh panasnya matahari saat itu.
30) Menyibukkan
diri dengan zikir membuat karunia Allah lebih baik daripada karunia yang
diberikan kepada orang yang memohon kepada-Nya.
31) Zikir
merupakan ibadah yang paling mudah, namun paling agung dan paling utama. Sebab
gerakan lidah merupakan gerakan anggota tubuh yang paling ringan dan paling mudah. Andaikan ada
anggota tubuh lain yang harus bergerak seperti gerakan lidah selama sehari
semalam, tentu ia akan kesulitan meleksanakannya dan bahkan tidak mungkin.
32) Zikir merupakan
tanaman surga, sebagaimana yang diriwayatkan At-Tirmidzy, ini hadis hasan
gharib. Dari Nabi SAW bersabda,
“Barang siapa mengucapkan,
“subhanallah wa bihamdihi” maka ditanamkan baginya pohon lorma di surga.”
Menurut
At-Tirmidzy, ini hadis hasan shahih.
33) Pemberian
dan karunia yang dilimpahkan karena zikir ini tidak pernah dilimpahkan karena
amal yang lain. Di dalam asy shahihain disebutkan dari abu hurairah, bahwa
rasulullah SAW bersabda:
“barang siapa mengucapakan, ‘La
ilaha illallah wahdahu la syarika lahu, lahul-mulku wa lahul-hamdu, wa huwa
‘ala kulli syai’in qadir’, seratus kali dalam sehari, maka dia mendapat pahala
seperti pahala membebaskan sepuluh budak perempuan, ditetapkan baginya seratus
kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan dan hal itu menjadi perlindungan
dari syetan pada hari itu hingga petang hari, dan tidak ada seseorang yang membawa
sesuatu yang lebih baik daripada apa yang dibawa orang itu, kecuali orang yang
melakukannya lebih banyak lagi.barang siapa mengucapkan, ‘Subhanallah wa
bihamdihi’ seratus kali dlam sehari, maka dihapuskan darinya
kesalahan-kesalahannya, sekalipun kesalahan-kesalahan itu seperti buih lautan.”
(Ditakhrij Al-Bukhori dan Muslim).
34) Terus-menerus
zikir kepada Allah membuatnya tidak melalaikan Allah. Padahal lalai mengingat
Allah merupakan sebab penderitaan hamba di dunia dan di akhirat. Siapa yang
melalaikan Allah juga akan lalai terhadap dirinya sendiri dan kemaslahatannya.
Allah
berfirman,
“Dan, janganlah kalian seperti
orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada
diri mereka sendiri. Mereka itu oaring-orang yang fasik.” (Al-Hasyr:
19).
35) Dikir
senantiasa menyertai hamba sekalipun dia berada di tempat tidur, di pasar, saat
sehat, saat sakit, saat mendapatkan kenikmatan dan kesenangan, saat menderita
dan mendapat cobaan, bahkan zikir itu menyertai hamba saat dia tertidur pulas
diatas tempat tidur. Orang yang lalai bias bangun lebih dahulu, tapi dia harus
menghadapi perjalanan yang berat. Tapi orang yang berzikir sambil tidur masih
terlentang di tempat tidurnya dengan nyenyak. Ini merupakan nikmat Allah yang
diberikan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.
36) Zikir
merupakan cahaya bagi oarnag yang berzikir di dunia, merupakan cahaya baginya
di kuburan, merupakan cahaya baginya di tempat kembalinya, meneranginya saat
berlalu diatas ash-shirath, dan tidak
ada yang bias menyinari kubur seperti cahaya yang berasal dari zikir. Allah
berfirman,
“Dan, apakah orang yang sudah
mati, kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang,
yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia,
serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali
tidak dapat keluar daripadanya?” (Al-An’am: 122).
Orang
pertama yang disebutkan dalam ayat ini adalah orang mukmin yang mendapat cahaya
karena imannya kepada Allah, cinta dan zikir kepada-Nya. Sedangkan orang kedua
adalah orang yanpa terhadap Allah, tidak mau berzikir dan mencintai-Nya. Yang
pertama mendapatkan segala keberuntungan dan berada dalam keadaan yang terang,
sedangkan orang kedua mendapatkan segala penderitaan dan berada dalam
kegelapan.
37) Zikir
merupakan pangkal landasan, jalan manusia secara umum dan kekuasaan yang
ditebarkan.. siap yang dibukakan untuk melakukan zikir , berarti telah
dibukakan baginya untuk menuju kepdpada Allah. Untuk itu hendaklah dia segera
bersuci lalu menghadap kepada Allah, dan si sisi-Nya dia akan mendapatkan apa
pun yang dikehendakinya. Selagi dia mendapat Rabb-nya, berarti dia telah mendapatkan segala sesuatu dan selagi
tidak mendapatkan Rabb-nya, maka dia
tidak mendapatkan apapun.
38) Didalam
hati ada suatu celah yang sama sekali tidak bias disumbat kecuali dengan zikir.
Jika zikir merupakan semboyan hati dan ia juga mengingatkan jalan yang
seharusnya ditempuh, maka inilah yang disebut zikir yang dapat menutup celah,
sehingga orangnya menjadi kaya bukan karena harta, terpandang bukan karena
keturunan, disegani bukan karana kekuasaan.
39) Zikir
dapat menghimpun yang bercerai berai dan mencerai beraikan yang terhimpun,
mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
40) Zikir
menggugah hati dari keadaanya yang selalu tidur dan membangungkannya dari
keadaannya yang selalu mengantuk.
41) Zikir
merupakan sebatang pohon yang membuahkan pengalaman dan keadaan yang biasa
dilalui orang-orang yang menuju jalan Allah.
42) Orang yang
berzikir (mengingat) senantiasa merasa dekat orang yang diingat, atau diingat
seakan besertanya.
43) Zikir sama
dengan memerdekakan budak wanita, menafkahkan harta dan mengangkat pedang fi sabilillah.
44) Zikir adalah
pangkal syukur. Orang yang tidak bersyukur kepada Allah adalah orang yang tidak
mengingatnya. Aisyah berkata, “Rasulullah SAW biasa berzikir kepada Allah dalam
setiap keadaannya.” (Ditakhrij Muslim).
Beliau menghimpun
zikir dan syukur, sebagaimana Allah menghimpun keduanya dalam firman-Nya,
“karena itu ingatlah kalian
kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” (Al
baqarah: 152).
Dikir dan
syukur merupakan paduan keberuntungan dan kenikmatan.
45) Orang yang
paling mulia di mata Allah di antara orang-orang yang bertaqwa ialah yang
lidahnya selalu basah karena zikir.
46) Di dalam
hati itu ada kekerasan yang tidak bias dicairkan kecuali dengan zikir kepada
Allah. Maka kekerasan hati seorang hamba harus diobati dengan zikir kepada
Allah.
47) Zikir
merupakan penyembuh bagi hati dan obat bagi penyakitnya. Hati yang sakit hanya
bisa disembuhkan denmgan zikir kepada Allah. Makhul berkata, “mengingat Allah
itu merupakan kesembuhan dan mengingat manusia merupakan penyakit.”
48) Zikir
merupakan pangkal wala’ kepada Allah dan kepalanya.
49) Tidak ada
yang bias mendatangkan nikmat Allah san mengenyahkan penderitaan seperti yang
dilakukan zikir kepada Allah. Zikir mendatangkan nikmat dan mengusir
penderitaan.
50) Zikir
mendatangkan shalawat Allah dan para malaikat-Nya. Siapa yang mendapat shalawat
Allah dan para malikat, maka dia adalah orang yang sangat beruntung. Allah
berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman,
berzikirlah (dengan menyebut nma) Allah, zikir sebanyak-banyaknya. Dan, bertasbihlah
kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang member rahmat kepada kalian dan
malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk kalian), supaya Dia mengeluarkan kalian
dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan, adalah Dia Maha Penyayang
kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzab: 41-43).[2]
IV.
KESIMPULAN.
Rasulullah SAW
memerintah menyebut asma Allah. Beliau mengupamakan orang yang menyebut asma
Allah dengan seseorang yang dikejar musuh, lalu dia berlindung disebuah benteng
sehingga dapat menyelamatkan diri. Begitu pula hamba tidak bisa menyematkan
diri dari syetan kecuali dengan menyebut asma Allah.
Ibnu Abbas berkata,
“syetan mendekam didalam hati Bani Adam. Jika dia lalai dan lengah, maka syetan
berbisik, dan jika dia menyebut asma Allah, maka setan bersembunyi.”
Dalam musnad Al-imam
Ahmad disebutkan dari Abdul Aziz bin Abu Salamah, dari Ziyad bin Abu Ziyad,
budak Abdullah bin Iyasy bin Abu Rabi’ah, bahwa dia mendengar dari Mua’dz bin
Jabal berkata, “Rasulullah SAW bersabda:
“sama
sekali tidak ada amal yang dilakukan anak adam, yang bisa menyelamatkannya dari
azab Allah selain dari zikir kepada
Allah azza wa jalla.” (Diriwayatkan Ahmad).
Dari Mua’dz bin
Jabal, dari rasulullah SAW, beliau bersabda:
“maukah
kalian jika kukabarkan kepada kalian tentang amal-amal kalian yang paling baik
dan paling suci di sisi Penguasa kalian, palingtinggi untuk derajat kalian,
lebih baik bagi kalian daripada menafkahkan emas dan perak, lebih baik daripada
kalian berhadapan dengan musuh lalu kalian dapat memenggal leher mereka dan
merekapun memenggal leher kalian?” Mereka menjawab, “baik wahai Rasulullah”.
Beliau bersabda, “zikir kepada Allah azza wa jalla.” (Ditakhrij
Ahmad).
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Kalimat Tayyibah: Kumpulan Do’a dan Zikir,
Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1998
Ø Azyuwardi Azra, Malam Seribu Bulan, Erlangga, Jakarta,
2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar